TERASLAMPUNG.COM -- Upacara adat Lampung untuk menyucikan diri menjelang puasa Ramadan, Blangiran, yang digelar di kolam renang Hotel Sheraton Bandarlampung, Sabtu (4/6), berlangsung lancar. Dipandu oleh Nasrun Rakai dari MPAL,  rangkaian mandi adat Lampung tersebut dapat digelar dengan sempurna.

Menurut Nasrun Rakai,  Blangiran merupakan salah satu ritual budaya masyarakat Lampung. Menurut Nasrun,  kata blangiran berasal dari  kata  langer yang artinya suci dan blanger yang artinya menyucikan.

Sarana blangiran tidak semudah yang dibayangkan. Sarana air diambil dari 7 mata air diambil pada malam 14 bulan purnama di Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus,Pringsewu, Pesawaran, dan Bandarlampung.

Ada juga kmbang 7 rupa dari 7 taman, merang atau jerami padi yang masih bertangkai yang  dibakar. Abunya kemudian ditambah dengan jeruk nipis yang diperas.

"Setelah semuanya siap kemudian  mandi dengan berniat. Niat itu berisi kesengajaan mandi blangiran menyambut bulan suci Ramadhan karena Allah ta'alla," kata Nasrun.

Pada kegiatan Blangiran di kolam renang Hotel Sheraton, Sabtu siang, mantan Gubernur Sjachroeddin ZP dan istri, Ny. Trully, meminpin upacara adat.

Setelah melalui proses tersebut beberapa laki-laki dan perempuan yang pemandiannya disekat oleh kain putih panjang, Sjachroeddin menyiram para anak muda pria (Mekhanai) dengan gayung. Sedangkan para remaja putri (Muli) disiram oleh Ny. Trully Sjachroeddin.

Selanjutnya mereka masuk ke sungai atau kolam renang untuk mandi menyucikan diri secara beramai ramai.

Mas Alina Arifin

Inilah Prosesi Blangiran Para Muli-Mekhanai Lampung Jelang Puasa Ramadan

Para remaja putri Lampung (Muli) mandi untuk menyucikan diri menjelang puasa Ramadan (Blangiran) di kolam renang Hotel Sheraton Bandarlampung, Sabtu (4/6).
TERASLAMPUNG.COM -- Acara Blangiran, salah satu adat Lampung berupa  menyucikan diri menghadapi bulan Ramadhan yang biasanya digelar di Kali Akar, Bandarlampung,  kini "naik kelas". Blangiran tidak lagi digelar di Kali Akar, tetapi di kolam renang Hotel Sheraton, hotel berbintang empat di Bandarlampung, Sabtu (4/6).

Acara berlangsung tertib dan lancar melalui tahapan tahapan yang diisyaratkan para tetua adat dari MPAL.Beberapa muli dan meghanai Lampung memperagakan bagaimana caranya mandi blangiran berdasarkan adat suku Lampung.

Ketua MPAL Sjahroedin beserta istri Trully Sjahroedin,  Ketua DPRD Lampung Dedi Aprizal, Danrem 043 Gatam Kol Inf Joko P Putranto ikut dalam upacara blangiran dengan menyiramkan air yang akan digunakan untuk mandi blangiran.

Tempat Blangiran di bedakan dengan sekat kain putih yang terpancang di kolam renang antara pemandian perempuan dan laki-laki.

Ketua MPAL Lampung Sjahroedin mengatakan upacara adat blangiran ini terselenggara atas kerjasama antara Lampung Sai,  MPAL,  Fokmal, BPPD dalam rangka melestarilan adat dan budaya Lampung.

"Saya bersyukur Lampung ini  penyimbang adatnya masih kompak dari  sai batin,  pepadun dan lainnya masih saling  menghargai antar marga.  Kita pilih aja mana yang terbaik saja.  Saya terima kasih sama MPAL karena acara blangiran bisa digelar untuk pengembangan pariwisata di Lampung, "katanya

Sjahroedin menjelaskan Lampung Sai merupakan kumpulan warga masyarakat yang cinta Lampung bisa karena tugas dan perkawinan yang pasti cinta Lampung.

Fokmal atau Forum Komunikasi Masyarakat Lampung juga berkumpulnya suku - suku yang ada di Lampung dari Aceh,  Padang,  Riau,  Banten serta suku lainnya di Lampung   untuk mengangkat budaya Lampung.

"Niat kita suci dan akan mewariskan dan meneruskan dengan  generasi muda. Kita harus berbangga atas budaya Lampung terutama adat blangiran.  Bahkan  dari seluruh Indonesia kesultanan yang punya kereta kencana hanya ada tiga kesultanan solo,  jogya dan lampung, " jelasnya .

Hadir dalam acara blangiran Assisten  III bidang Kesra Pemprov Lampung Elya Muchtar,  Mantan  Sekda Lampung Irham Jafar Lan Putra, Ketua DPRD Lampung Dedi Aprizal,  Danrem 043 Gatam Kol Inf Joko P Putranto, serta tamu undangan.

Elya Muchtar mewakili gubernur Lampung mengatakan tradisi blangiran untuk menyucikan diri dan ritual dalam rangka menyambut Ramadhan.

Blangiran diwariskan leluhur bagi generasi muda juga untuk menunjang tumbuh  kembang budaya di Lampung.

Blangiran merupakan proses mandi secara simbol pembersihan dan airnya adalah air yang menyegarkan dalam Al Quran.

"Blangiran jangan  diartikan macam macam dan hanya melestarikan budaya  Lampung dengan mensucikan diri bukan hanya fisik tapi juga sifat iri  hati dengki dan sombong.  Dan  dengan mengeluarkan zakat dan meminta maaf dengan orang tua dan saudara serta kerabat," katanya.

Meskipun naik kelas, Blangiran di hotel berbintang sebenarnya menimbulkan bisik-bisik dan rasa heran.

"Aneh saja, masa Blangiran dilalukan di kolam renang hotel berbintang. Memangnya kolam renang itu airnya dijamin bersih?" kata Rudi, 40, warga Sukarame, Bandarlampung.

Mas Alina Arifin 

Jelang Ramadan, Para Muli-Mekhanai Lampung "Blangiran" di Kolam Renang Hotel Berbintang

Sjachroedin Z.P. (Foto: Teralsampung.com/Mas Alina Arifin)
BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com -- Sebelum memasuki bulan Ramadan, dalam tradisi Lampung ada Blangiran. Yakni, acara adat untuk membersihkan diri tanda kesiapan menjalankn ibadah puasa Ramadan. Sempat digelar rutin oleh Dinas Pariwisata Lampung, tradisi Blangiran mulai dihapus di Pemprov dengan alasan besarnya biaya.

Hilangnya tradisi blangiran di dalam agenda Pemprov Lampung membuat mantan Gubernur Lampung, Sjachroedin Z.P., prihatin. Bersama Lampung Sai, ia pun akan menggelar acara tradii itu di Hotel Sheraton, Bandarlampung, akan digelar upacara Blangiran.

"Blangiran digelar karena sepi sepi aja dunia ini. Ya kita rameain aja. Tetapi sekarang lokasinya di kolam renang Hotel Sheraton. Kenapa tidak di Kali Akar (Telukbetung) lag? Karena jalan menuju kesana jele, Oh ya. acara ini bukan bentuk sindiran kepada pemerintah,  Normal normal sajalah ," katanya, seusai acara bakti sosial dan pawai budaya Lampung Sai di Lapangan Saburai, Jumat (4/6).

Sjahroedin menjelaskan Lampung Sai adalah organisasi masyarakat  (Ormas) sosial  kemasyarakatan yang mengakat ke  budaya Lampung serta kerjasama dengan MPAL dan Fokmal berusaha meghidupkan Lampung  dibidang  budaya dan bukan politik.

Meski demikian, Lampung Sai tidak menginginkan Blangiran menjadi agenda rutin tahunan."Ini tidak menjadi agenda tahunan kami. Kalau Pemprov Lampung yang punya inisiatif menjadikan acara tahunan, silhkan. Kalau Lampung Sai  nggaklah , tidak mau jadi agenda tahunan. Nanti dibilang mau minta dana lagi," katanya.

Menurut Sjachroedin, acara Blangiran ini juga bisa terselenggara atas sumbangan dari  Fokmal yang merupakan perwakilan antar suku di Lampung dan bagaimana menghidupakan  budaya Lampung.

Pria yang suka membuat joke di acara resmi itu, masih pandai melontarkan guyonan terkait Blangiran yang akan digelarnya.

"Soal rutin atau nggak, (analoginya) apa kamu masih hidup nggak tahun depan? Lho masih hidup nggak ? Dan jangan lupa kalau besok ke Sheraton jangan pakai apa apa ya langsung masuk kolam renang aja ya," ujarnya sambil tertawa.

Para wartawan yang mengerubunginya pun banyak yang ikut tertawa.

Mas Alina Arifin


Blangiran Jelang Ramadan, Sjachroein ZP: Kok Sepi-Sepi Saja Dunia Ini? Ayo Kita 'Ramein Aja'!