Juara Muli Dan Mekhanai Bandar Lampung 2016 : Prasetya Wibisono dan Ferriska Anggrelita. (Foto: Imkobal)
BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com -- Kegagalan para Muli Mekhanai Bandarlampung menyanyikan lagu Lampung dinilai sebagai kegagalan kontes pemilihan bujang-gadis terbaik di Bandarlampng.

Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Bandarlampung, Dodie Ir, menyatakan keprihatinan atas insiden yang memalukan itu.

"Sharusnya para juara Muli Mekhani Kota Bandarlampung yang notabenenya merupakan bujang dan gadis terpilih, paham tentang nilai-nilai budaya Lampung. Termasuk bisa menyanyikan lagu Lampung," kata Dodie, dalam rilis yang dikirim ke Teraslampung.com, Sabtu (28/5).

Dodie menyesalkan para juri dan panitia Lomba Muli Mekhanai Bandarlampung 2016 tidak jeli dalam melakukan penilaian sehingga kemungkinan besar tidak menyertakan keterampilan kearifan lokal Lampung ke dalam kriteria penilaian. Menrut Dodie, semestinya juri dan panitia menempatkan porsi materi kearifan lokal baik terkait adat, budaya, dan bahasa lebih besar dibanding porsi umum lainnya.

BACA: Mengapa Muli-Mekhanai Kota Bandarlampung Harus Di-"bully"?

"Ini harusnya menjadi kritik keras kepada dinas pariwisata Kota Bandarlampung. Anak muda lampung tentu banyak yang jago bahasa Inggris, dan itu bukan hal aneh karena memang kualitas dan mutu pendidikan kita menuntut seperti itu. Namun, ketika generasi muda Lampung gandrung dengan kearifan lokal, baik itu berbahasa Lampung atau hanya menyanyikan lagu daerah maka hal itulah yang patut diapresiasi dan mendapat acungan jempol," kata Dodie.

Dodie mengatakan, pemuda  haruslah memberikan penghargaan yang tinggi terhadap nilai-nilai luhur budaya dan adat istiadatnya snediri.

"Cinta daerah bukanlah hal yang menutup pintu diri untuk ikut menerima budaya luar yang positif. Pada akhirnya, kesadaran individual tentang kearifan lokal lah yang akan menghimpun kesadaran kolektif kita untuk terus melestarikan adat dan budaya lampung. Dan itu adalah sebuah keniscayaan bagi semua generasi muda," katanya.

Kegagalan Muli Mekhanai Bandarlampung terungkap beberapa waktu lalu saat  dalam acara pawai adat budaya Kota Bandarlampung yang dihadiri Walikota Herman HN. Insiden yang menampar wajah Dinas Pariwisata Bandarlampung itu itu berawal saat Walikota Bandarlampung Herman HN meminta agar para juara Muli Mekhanai Bandarlampung menyanyikan lagu Lampung.

Permintaan orang nomor satu di Kota Bandarlampung itu ternyata tidak bisa dipenuhi para juara ajang bergengsi 'bujang dan gadis' terganteng dan tecantik di Bandarlampung. Mereka ternyata tidak bisa menyanyikan lagu Lampung.

Hal itu tidak saja membuat Walikota Bandarlampung Herman HN geram, tetapi menyulut kekecewaan publik. Berita tentang Muli Mekhanai Kota Bandarlampung 2016 tidak bisa menyanyikan lagu Lampung pun tersebar luar. Bahkan menjadi trending di media sosial. Para jawara kontes kegantengan dan kecantikan itu pun menjadi bulan-bulanan kritik netizen.

Tidak Bisa Menyanyikan Lagu Lampung, Muli Mekhanai Bandarlampung 2016 Dinilai Gagal

Juara Muli Dan Mekhanai Bandar Lampung 2016 : Prasetya Wibisono dan Ferriska Anggrelita. (Foto: Imkobal)
BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com -- Kegagalan para Muli Mekhanai Bandarlampung menyanyikan lagu Lampung dinilai sebagai kegagalan kontes pemilihan bujang-gadis terbaik di Bandarlampng.

Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Bandarlampung, Dodie Ir, menyatakan keprihatinan atas insiden yang memalukan itu.

"Sharusnya para juara Muli Mekhani Kota Bandarlampung yang notabenenya merupakan bujang dan gadis terpilih, paham tentang nilai-nilai budaya Lampung. Termasuk bisa menyanyikan lagu Lampung," kata Dodie, dalam rilis yang dikirim ke Teraslampung.com, Sabtu (28/5).

Dodie menyesalkan para juri dan panitia Lomba Muli Mekhanai Bandarlampung 2016 tidak jeli dalam melakukan penilaian sehingga kemungkinan besar tidak menyertakan keterampilan kearifan lokal Lampung ke dalam kriteria penilaian. Menrut Dodie, semestinya juri dan panitia menempatkan porsi materi kearifan lokal baik terkait adat, budaya, dan bahasa lebih besar dibanding porsi umum lainnya.

BACA: Mengapa Muli-Mekhanai Kota Bandarlampung Harus Di-"bully"?

"Ini harusnya menjadi kritik keras kepada dinas pariwisata Kota Bandarlampung. Anak muda lampung tentu banyak yang jago bahasa Inggris, dan itu bukan hal aneh karena memang kualitas dan mutu pendidikan kita menuntut seperti itu. Namun, ketika generasi muda Lampung gandrung dengan kearifan lokal, baik itu berbahasa Lampung atau hanya menyanyikan lagu daerah maka hal itulah yang patut diapresiasi dan mendapat acungan jempol," kata Dodie.

Dodie mengatakan, pemuda  haruslah memberikan penghargaan yang tinggi terhadap nilai-nilai luhur budaya dan adat istiadatnya snediri.

"Cinta daerah bukanlah hal yang menutup pintu diri untuk ikut menerima budaya luar yang positif. Pada akhirnya, kesadaran individual tentang kearifan lokal lah yang akan menghimpun kesadaran kolektif kita untuk terus melestarikan adat dan budaya lampung. Dan itu adalah sebuah keniscayaan bagi semua generasi muda," katanya.

Kegagalan Muli Mekhanai Bandarlampung terungkap beberapa waktu lalu saat  dalam acara pawai adat budaya Kota Bandarlampung yang dihadiri Walikota Herman HN. Insiden yang menampar wajah Dinas Pariwisata Bandarlampung itu itu berawal saat Walikota Bandarlampung Herman HN meminta agar para juara Muli Mekhanai Bandarlampung menyanyikan lagu Lampung.

Permintaan orang nomor satu di Kota Bandarlampung itu ternyata tidak bisa dipenuhi para juara ajang bergengsi 'bujang dan gadis' terganteng dan tecantik di Bandarlampung. Mereka ternyata tidak bisa menyanyikan lagu Lampung.

Hal itu tidak saja membuat Walikota Bandarlampung Herman HN geram, tetapi menyulut kekecewaan publik. Berita tentang Muli Mekhanai Kota Bandarlampung 2016 tidak bisa menyanyikan lagu Lampung pun tersebar luar. Bahkan menjadi trending di media sosial. Para jawara kontes kegantengan dan kecantikan itu pun menjadi bulan-bulanan kritik netizen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar